ada hantu seram di sudut kamarku
berwujud kamu
dia berdiri diam menatapku lamat-lamat
mengulang-ulang adegan yang sama setiap hari
menggelayutkan lengan-lengannya di kakiku
aku pikir kamu sudah mati sampai jadi hantu
ternyata kamu cuma pergi menjauh
aku merinding setiap melihat hantu berwujud kamu
karena dia halusinasi
tapi selalu mengganggu
membuatmu (yang bukan hantu) berpikir bahwa aku mulai psikotik
naa
Thursday, April 28, 2011
Monday, April 18, 2011
Matahari! kapan jumpa?
Setiap sore kita pamit perpisahan
begitu lagi dan lagi setiap hari
aku ingin jadi matahari yang ditunggu fajar
punggungnya tidak pernah kekal yang beri janji untuk berbalik
atau sebaliknya, aku juga ingin jadi senja yang duduk manis kala menunggu matahari merayapi fajar
jauh dari ujung baka menyangkal pertinggal selamanya
janjikan aku sayupan azan subuh
yang membangunkan telinga menandai ketibaanmu
bukannya aku tidak cinta pada malam yang mengajarkan maha karya kelam dan menyembunyikan matahari agar mengerti rindu,
bukannya aku takut gelap bila ditinggalkan terang,
aku selalu tidak sabar dibanjiri terik sinar matahari meskipun masih harus melahap 12 jam sebelum berjumpa lagi
kalau dapat jumpa pisah ini kita ringkas menjadi gerhana panjang
aku akan menancapkan kaki di bukit tertinggi agar dapat ditunggu mata telanjang
datang, atau pergi, atau ditinggal layaknya matahari berrotasi
mari kita mainkan dalam episode demi episode yang berinterval lusid ini
sampai bosan
sampai matahari kehabisan energi
berratus tahun nanti
siapa yang tahu?
matahari! kapan kita jumpa?
naa
begitu lagi dan lagi setiap hari
aku ingin jadi matahari yang ditunggu fajar
punggungnya tidak pernah kekal yang beri janji untuk berbalik
atau sebaliknya, aku juga ingin jadi senja yang duduk manis kala menunggu matahari merayapi fajar
jauh dari ujung baka menyangkal pertinggal selamanya
janjikan aku sayupan azan subuh
yang membangunkan telinga menandai ketibaanmu
bukannya aku tidak cinta pada malam yang mengajarkan maha karya kelam dan menyembunyikan matahari agar mengerti rindu,
bukannya aku takut gelap bila ditinggalkan terang,
aku selalu tidak sabar dibanjiri terik sinar matahari meskipun masih harus melahap 12 jam sebelum berjumpa lagi
kalau dapat jumpa pisah ini kita ringkas menjadi gerhana panjang
aku akan menancapkan kaki di bukit tertinggi agar dapat ditunggu mata telanjang
datang, atau pergi, atau ditinggal layaknya matahari berrotasi
mari kita mainkan dalam episode demi episode yang berinterval lusid ini
sampai bosan
sampai matahari kehabisan energi
berratus tahun nanti
siapa yang tahu?
matahari! kapan kita jumpa?
naa
Subscribe to:
Posts (Atom)