Tuesday, July 12, 2011

sweet vermouth

tonight is sweet
taste like one sip of sweet wine in my imagination
barely closing my eyes and talk in my head
to you
zillion words coming to define you
tonight is sweet
one of my best nights
i am no drunk but feels like i am drunk
i still can read the label of your liquor
sweet vermouth, it says
your mouth

naa

(imaginary 'in the bar' scene, me holding a glass of, not so sweet, orange juice)

Thursday, July 7, 2011

perawatan wajah dan jakarta setan alas

hey there Folks!

dua minggu ini saya sedang bertugas, oh, bersekolah di bagian kesehatan kulit dan kelamin. Tapi so far lebih tepat disebut bagian kulit dan kecantikan, karena dua minggu berada di situ saya sudah fasih nyanyian peeling lah, krim malam lah, krim subuh pagi siang sore menjelang fajar... sebelum saya terjun mengenakan jas putih tangan pendek dan mengemban panggilan mbak koass, saya memang berminat betul jadi dokter di bidang ini, looks so fancy! tapi lama-lama bosan juga ya kalau mendengarkan keluhan "ini lho flek..", "dok, ini kok kurang kinclong.." yah some kind of like that.
Seperti di posting saya sebelum-sebelumnya, saya memang bilang saya sedang berobat untuk mengobati jerawat, tapi, kalau suatu hari nanti kulit saya sudah sekinclong satu set piring putih, saya rasanya malas berlama-lama di dokter mengoceh ini dan itu untuk mengeluhkan flek hitam.
saya nyaris seumur hidup mengemban predikat si kulit jelek, karena sejak lama nyamuk jatuh cinta sama darah saya, dan saya hobi menggaruk dan jadi banyak bekas luka. bagi mama saya itu kadang-kadang aib, bagi saya, ah sudah biasa, toh saya nyaris tidak pernah pakai bikini mini yang memamerkan seluruh permukaan kulit saya, hahaha.
Nah maka dari itu lah... saya merasa ah, jadi dokter kulit nanti mungkin saya akan malas bikin krim racikan dengan resep jenius... atau peeling, atau yang lainnya.
tapi saya tidak men-judge orang yang pergi ke dokter kulit untuk keluhan kosmetik, saya juga melakukannya loh, tapi ada sekian persen keluhannya non-kosmetik, yakni, saya takut mencatatkan nama saya di MURI dengan rekor penjawab terbanyak pertanyaan "kok jerawatan sih?", rasanya tidak keren rekor semacam itu.
saya selalu membayangkan diri saya menjadi dokter dengan hari kerja 4 hari. dokter dengan sedikit melepas kebesaran nama mulia profesi ini yang bertanggung jawab sepenuhnya untuk nyawa orang. saya ingin menjadi seperti customer service di bank, bukan seperti operator telkom 108 atau seperti mbah google yang sedia ditanyai 24 jam, atau seperti pak satpam, masih jaga malam. dalam 3 tahun + beberapa tahun entah berapa lagi nanti rasanya saya pasti kenyang jaga malam.
dan, yah, kalau cita-cita dan rejekinya cocok, mudah-mudahan bisa jadi dokter kulit. dan menemukan bagaimana caranya supaya tidak bosan dengan keluhan kosmetik dan jauh-jauh dari ibu-ibu super bawel tapi kulit wajahnya begitu cantik yang mengoceh tentang bagaimana kegiatan hariannya; anak-anaknya sekolah dimana; tetangga-tetangganya, yang rasanya lebih cocok pergi ke psikiater. secara pribadi, yang salah bagi saya bukan penyakit jerawat atau flek hitam, tapi cara kita menyampaikan keluhan tentang penyakit itu, akibat dari pencitraan mengenaskan yang diternak di masyarakat.

dan oh ya, keluhan utama saya waktu pertama kali berobat jerawat adalah : "Dok, sebagai anak yang berbakti saya mengikuti kemauan mama saya untuk menambal sulam kulit saya dari muka sampai telapak kaki"

dan oh satu lagi, kenapa saya sebut di judul post ini "jakarta setan alas" karena beberapa hari ini mobil tunggangan harta berharga saya juga sedang ditambal sulam, jadi saya terpaksa ngangkot dan bagi saya jakarta seperti setan alas nggak punya perasaan, ancur* deh kulit muka saya! hahahaha.

*mengikuti lirik lagu om Iwan Fals "kau memang setan alas nggak punya perasaan, ancuuuur"



naa