Tuesday, January 24, 2012

happy belated new year!

It’s pretty late to say happy new year, Folks, but i’ll say it!

Happy new year

Dulu waktu kecil saya kira tahun akan selalu berangka depan 19, so it’s gonna be 19xx something until the end, then i got confused when it came to year 1999. Hahahaha... i suck with numbers.

Anyway, bukan, saya bukan mau membicarakan angka biarpun saya menyebutkan angka :

2012

Tahun ini menjadi awal terdatar dari tahun-tahun yang pernah saya ingat. Teman datang dan pergi, musuh silih berganti, lalu, percintaan menjadi omongan basi. Tahun ini adalah tahun saya akan disumpahi menjadi dokter, dan tidak pernah dari dulu saya berani memikirkan tahun berapa saya akan disumpahi, memimpikannya saja nyaris mustahil. Tapi voila! Tiba-tiba saja saya sudah membicarakan tentang acara yang sarat tangisan itu!

Well, life goes on!

Some moved on, some still linger. Di pertengahan minggu ke-3 bulan januari 2012 ini saya bertemu teman saya yang dulu pernah sangat dekat, sekarang pun dekat, tapi ya begitulah, intinya, kami dekat. Membicarakan teman saya yang dulu pernah sangat dekat dan hubungan kami putus begitu saja tanpa penjelasan.

Saya adalah orang yang seringkali berteman pakai hati. Mendalami dan mendramai setiap momen yang saya kira masih sangat cantik meskipun sudah luntur seperti make-up murahan. Membaca dan mengingat posting saya yang merana tentang keledai-keledai dungu itu, saya pun merasa bahwa saya pun butuh move on. Bukan hanya sekedar tidak lagi peduli dan berhenti mencari tahu kabar, tapi move on dan menyudahi pikiran saya tentang masa-masa itu, lalu mengucapkan terimakasih. Terima kasih sudah menemani dan ditemani oleh kepala masing-masing, bye! Sekian. Saya tidak berani menulis sampai jumpa lagi, karena memang kami tidak akan ‘berjumpa lagi’ (you know what i mean, it’s not that she moved to another galaxy).

I’m not a charming person, i know!

Lalu saya bertemu dengan random people yang men-judge saya orang yang tidak mau berteman karena muka saya sangat jutek dan dapat dengan mudah membuang teman. Wow! Bertahun-tahun bergumul dengan masalah jerawat, kali ini ekspresi wajah saya yang dihantam!

Saya memang bukan orang yang cukup menarik yang akan membuat suasana pembicaraan menjadi menarik, saya juga bukan pilihan gadis favorit para lelaki ketika mereka tidak mabuk (aha!), saya juga bukan tipe orang yang menginginkan hal itu. Saya memang tidak selalu senyum-senyum, dan bibir saya tidak diberkahi variasi anatomi yang tampak tersenyum meskipun tidak tersenyum. Tapi sungguh saya juga tidak tahu kalau saya dianggap tidak ramah, saya kan hanya jarang menoleh ke kiri ke kanan!

Dan sulit berteman? Ahaha saya bingung harus setuju atau tidak. Saya pun sesungguhnya tidak punya banyak teman. Alasan pertama mungkin karena saya bukan orang yang menarik, kedua : mungkin saya (memang) jutek dan sulit punya teman baru, ketiga : saya tidak suka berada di keramaian yang tidak saya kenal atau tidak saya kenal lagi, contoh reuni sekolah, jadi kesempatan punya teman baru pun sedikit, keempat : saya pelupa dan akan sering lupa teman tanpa sengaja, kelima : saya tidak mau berteman terlalu dekat dan menambah lagi jalur persahabatan, karena saya tidak lagi ingin terbang dengan sayap-sayap pertemanan, lantas jungkir balik secara akut karena sayapnya nyangkut di pohon yang bahkan saya tidak sadari eksistensinya. Sakit boi!

However, the past is always haunting!

Topik percintaan belum afdol ya kalau saya belum tulis. Haha. Saya sedang off berstatus pacar. Dan tiba-tiba kehilangan daftar panjang kemauan saya. Saya kenal beberapa orang yang menjadi sinting kalau tidak punya pacar, seperti kehilangan kendali berhari-hari, saya pun, di masa itu pernah begitu. Saya juga kenal beberapa orang yang tidak mati kalau tidak punya pacar, dan saya pun saat ini juga begitu.

Saya tidak akan mengeluhkan hubungan saya dengan si pacar yang suka membuat saya melotot itu. Saya lah yang perlu di-defrag dan dicetak ulang. Saat ini batas antara kebutuhan dan kemauan, sedang mengangkang begitu lebar sampai saya jadi takut pada diri sendiri.

Lalu seorang teman yang saat ini sedang menjadi teman sejati meskipun dulu saya jatuh cinta setengah mati, memberi pertanyaan ZONK yang membuat saya kalut berhari-hari : apa yang dicari?

Apa ya?

mmmm....

Apa dong?

Di tengah kebingungan dan kehilangan pegangan, si teman tersayang pun merasa ini adalah waktu yang tepat untuk melempar batu bata ke kepala saya. Issue baru menyangkut rangkaian pertemanan kami yang sudah komplikatus! Tiba-tiba saya merasa seperti sedang tenggelam dan sesak napas, seperti yang selalu diperlihatkan Bella Swan di sepanjang filmnya. WOW WO WOW! Apa lagi ini? Tidakkah hubungan-hubungan saya dengan berbagai laki-laki sudah cukup complicated?

Baik. Mari saya akhiri paragraf ter-absurd barusan, intinya adalah, yang saya lihat, sang teman tiba-tiba menarik hijab dan menggunakan sebuah rangkaian spanduk panjang yang menyatakan ‘kita tidak akan pernah lebih dari hanya teman’. Saya ingin membalas ‘loh? Memangnya selama ini bukan?’ tapi sepertinya yang keluar hanyalah omong kosong dari mulut saya. Haha.

Saya merasa muak pada komplikasi; pada setiap bentuk hubungan dimana saya menjadi kekuatan super atau menjadi diplomat yang hebat; atau menjadi ratu drama sejagad. Sedang kebingungan menjawab pertanyaannya, sekarang harus membuka pikiran lagi untuk memberi jatah pada hijab yang dipasungnya dan menjilat lagi setiap ludah yang saya lepeh setelah sesaat merasa nyaman bisa kembali berteman. Saya tidak bisa berteman dengan rambu-rambu yang tidak perlu. Well tapi terima kasih, saya menghargai kejujurannya, meskipun itu membuat saya merasa seperti gadis murahan centil yang datang kepadanya dan menawari pertemanan.

Jadi.

Saat ini, saya tahu setidaknya apa yang ingin saya minta pada-Nya seusai solat. Saya ingin sesuatu yang sederhana tanpa syarat apa pun.

Karena selama ini, mungkin doa saya terlalu penuh syarat dan Tuhan tersenyum geli melihat saya kelabakan ketika diturunkan-Nya orang-orang yang tidak memenuhi syarat saya.

Turunkan keegoisan saya, Tuhan. Dan banjiri kesederhanaan saya tahun ini.

Amin.

Happy belated new year!

naa