Sunday, June 26, 2011

Keledaimu lagi

Keledai saya hampir pulang
hampir
saya sudah lihat dia tadi
sedang terbang mengitari bulan
saya memang dungu,
sayalah keledai dungu
dan dia keledai favorit saya
kami sedang terbang
dan
kami saling tersenyum
kami masih teman

selamat berputar, Donkey


naa

Saturday, June 18, 2011

semoga masih hidup besok

Selamat malam, folks...

Hari ini saya akhirnya, bertemu dengan hari Sabtu yang tidak memaksa saya pergi sekolah. ya, saya libur. Tadi saya pergi nonton film thriller-horror (let's call it like that) dan saya senang, akhirnya bertambah lagi daftar mini film hollywood yang mengaku horor dan bisa menakuti saya. Lalu saya pergi, seperti orang-orang lain, makan hot dog di swalayan yang sedang booming.
di tengah-tengah obrolan saya mendengar salah seorang pengunjung berteriak ".... ya udah sih repot banget, besok masih idup kan lo?" dengan gayanya yang..... ah sudahlah, saya habis berjanji sama Tuhan untuk tidak mencela orang selama seminggu, mari jangan bahas yang itu...

Lalu saya merinding mendengar hal itu. kata-kata itu pasti keluar dari mulut bocah yang baru keluar rumah jam 3 sore tadi, yang masih percaya diri menyambut hidup. Memangnya punya perjanjian apa dia sama Tuhan bisa sampai yakin betul dia masih hidup besok? bagaimana kalau tiba-tiba ada meteor seukuran biji dondong dengan kecepatan 650km/jam datang menyambar jantungnya setelah dia bilang begitu? (ini nyata, pernah ada kejadian seperti itu, saya lihat di acara tv fox crime, tentang 1000 cara kematian yang aneh dan lucu)
Saya jadi merinding, dan teringat kata-kata mama saya yang selalu berhasil memaksa saya bangun melek untuk solat subuh, "kematian itu mengerikan dan tiba-tiba". oke, saya memang takut mati dan lebih takut lagi setelah mati saya ditanyai "kenapa enggak solat subuh tadi?" bisa repot kalau saya jawab "saya ngantuk, saya mau tidur". Tuhan tidak seperti mama saya yang kadang-kadang mengalah dan membiarkan saya tidur sampai jam 9 pagi, Tuhan pasti lebih tegas.
Saya tidak suka bicara kematian, sungguh. biarpun seorang yang beragama tidak semestinya takut dengan kematian, karena itu adalah kepastian. Tapi begitu banyaknya cara orang mendeskripsikan kematian dengan absurdnya, membuat saya selalu bertanya-tanya seberapa dekat saya? bagaimana caranya? sakitkah? lamakah? bagaimana rasanya? ugh...
saya tidak ma bicara kematian, karena membicarakan kematian seringkali harus dikaitkan dengan dimensi agama yang saya akui saya sungguh tipis pengetahuannya mengenai hal itu. Kata-kata bocah penuh percaya diri itu membuat saya tersenyum hari ini, tidak pernah ada yang berani menjamin nyawanya sekali pun dia tajir melintir.
Mari kita hidup di antara ya dan tidak... mengambil keputusan demi keputusan tanpa menggantungkan jawaban karena ragu. kenapa musti ragu? apa yang musti ditakutkan? saya rasa hidup terlalu singkat untuk banyak mengkuatirkan hari esok. Hari ini belum tentu dapat kita habiskan dalam keadaan bernyawa, nafasilah hari ini, nafasilah menit ini, nikmatilah saat kita masih bernyawa ini dan buatlah sesuatu yang bermakna.
Saya mulai dari hal kecil, saya tidak ingin menunda-nunda pekerjaan saya, karena mungkin besok bisa saja saya kehabisan hari. Jadi saya akan segera menuntaskan prokrestinasi saya yaitu membersihkan telinga kucing saya tanpa menunggu-nunggu lagi!
Saya tidak ingin menggurui karena saya benci digurui karena saya ini tidak suka dikalahi, dan dalam tulisan ini saya pun tidak berniat menggurui. Saya senang mengutip kata-kata bocah percaya diri itu, sesenang saat saya meneriaki bocah lain yang menyalip mobil saya sembarangan "woy! udah mau mati lo?!"
Kita sering menggunakan anekdot yang berkaitan dengan kematian, dan itu adalah ironi, karena kita tidak akan terlampau sering mengalami kematian. karena kita mati satu kali. dan yang mati tidak pernah berhasil menceritakan bagaimana rasanya, maka lahirlah tulisan-tulisan seperti ini yang mencoba memerah tetesan intisari tentang kematian. Sekali lagi, saya tidak ingin menggurui, apalagi kalau bahasan macam ini.
tapi setidaknya, bagi saya, memikirkan kematian membuat saya menghargai banyak hal dan berharap besok pagi masih bangun untuk melihat matahari.
Semoga kita masih hidup besok, memaknai semua-semua-semua-semua ini. masih banyak yang dapat dikerjakan, masih banyak yang bisa ditunggu, selama kita belum mati, selama waktu belum benar-benar habis.

selamat tidur. jangan lupa bangun besok pagi!

naa

Monday, June 13, 2011

malam jari-jari

Malam, bisakah kita memaafkan diri sendiri, yang diputar seperti kaset rusak
ingin, melupakan imajinasi dan kembali berpijak keluar nelangsa, melampaui apa yang diputar diacak dan ditapis menjadi gulungan digit
ekstensi menahun
mengikiri permukaan terkecil
menjadi malam lagi
yang serupa
berbuat salah yang sama bersama
Malam, katakan selamat tinggal pada diri sendiri,
biar kita beradu dalam mimpi, tanpa bekas, tanpa luka,
tanpa pahatan cacat.

naa

Sunday, June 5, 2011

bau hujan

hari ini dan kemarin dan belasan tahun lalu saya semakin jatuh cinta pada bau hujan. bau yang semburat menantang tiap kali hujan mampir, dan selalu berhasil mendamaikan hati dari apa pun segala bentuk pertanyaan.
kemarin saya mempertanyakan pertemanan, ketuhanan dan kemaknaan hidup saya hingga hari ini. lalu hari ini saya berdamai dengan hati dan memilih jalan pintas dengan hati-hati. Eksistensi diri ini harus mulai diukir lebih dalam agar tidak memutuskan lagi berhenti untuk maju.
Saya ingin hari baru, setelah malam ini tidur lelap dikeloni suara hujan, selingkuhan saya yang lain. Hari baru selalu akan datang, silih berganti dengan depresi sesekali yang akan menendang perut saya.
Tahun terbaik sudah berlalu. tapi saya ingin mencetak lebih banyak kalender keemasan dalam hidup saya berikutnya.
Lagi, bau hujan menjadi saksi bungkam janji saya pada diri saya, saya akan memaafkan diri saya dan siapa pun yang pernah menjadi tertuduh atas pertanyaan-pertanyaan saya tentang kehidupan yang memang tidak akan pernah adil.
Rahasia kelam biar terbuang dihapus hujan. Saya hanya tidak dapat mengeluarkan kamu dari kepala saya* , saya hanya bisa menciutkan porsi neurotransmitter ke area cetakanmu di otak saya.


*terjemahan dari : "I just can't get you out of my head..." dari lagu Kylie Minogue yang dinyanyikan ulang dengan aransemen akustik oleh Marian Dacal.
*bukan, saya bukan sedang memikirkan cinta mati saya. maaf.


naa

Friday, June 3, 2011

anak senja

aku ingin mengandung anak senja
karena engkau selalu cinta senja
yang dulu kita warnai sewaktu gemuruh pasang
dalam bualan-bualan buaian yang mencengangkan
berpegangan tangan di atas matahari yang turun
aku ingin mengandung anak senja yang engkau benihi di pinggir magrib
karena engkau adalah hari panjang
yang selalu setia tunduk pada senja tercintamu

naa

(terinspirasi dari ingatan bacaan "Sepotong Senja untuk Pacarku" karya Seno Gumira Ajidarma)