Kucing buta saya si Toby, beranak tiga. Hasil perkawinan
paksa yang di dunia manusia akan kita sebut perkosaan, karena terjadi saat Toby
menyelinap keluar rumah. Sudah hampir 5 bulan saya ketambahan tiga ekor anak
kucing yang memiliki rasa ingin tahu tingkat tinggi dan senang bergumul dengan
brutal. Sebenarnya saya terkejut karena kehamilan Toby ini, bertahun-tahun saya
vakum tidak punya anak kucing, tiba-tiba keinginan saya untuk membesarkan anak
kucing terkabul, saya malah diberi tiga!
Tiga ekor anak kucing itu saya beri nama Kay, Keane dan
Lilly. Dua pertama jantan, si kecil Lilly betina. Jangan tanya saya filosofi
nama mereka, karena sepanjang karir saya memelihara kucing saya menamai hanya
berdasarkan kata petama yang terlintas di kepala saat pertama melihat mereka.
Pernah dulu salah satu anak kucing saya namai Megan karena saat itu Megan Fox
terngiang di kepala saya, dan well yeah bayi kucing jelas tidak seseksi itu dan
tentu tidak akan tumbuh seksi, jadi memang tidak ada maksud dan harapan di
balik nama itu.
Saya pernah memelihara 5 ekor anak kucing sekaligus, tapi
tidak lama hidup dengan saya karena selepas menyusui di usia 3-4 bulan, mereka
saya lepas untuk dibarter dengan uang. Toby merupakan satu-satunya anak kucing yang
tetap tinggal dengan saya sampai sekarang usianya sekitar 7 tahun. Saya
benar-benar lupa rasanya tinggal dengan anak kucing! Tapi percayalah, it was
very good days. Mengamati mereka tumbuh dan seakan fast forward tiba-tiba sudah
besar bisa berlari sana-sini padahal baru rasanya kemarin mereka belajar
merangkak keluar dari keranjang si mama. Memang tidak se-wah saat membesarkan anak
manusia, tapi hewan didesain untuk secepat itu mandiri, dalam hitungan bulan 3
ekor bayi kucing mirip tikus itu sekarang sudah bisa berkompetisi dengan
mamanya merebut potongan kerupuk yang saya lempar setiap kali saya makan di
meja makan ditunggui 4 ekor gumpalan kapas dengan mata memelas, kecuali Toby si
mama, soalnya dia buta.
2 ekor resmi saya tawarkan untuk dibarter dengan uang, Keane
dan Kay. Lillypad si betina kecil saya putuskan untuk tinggal menemani Toby si
mama, yang meski pun dia super penakut dan eksistensinya di rumah lebih banyak
dihabiskan diam di kolong sofa, setidaknya, saya pikir harus ada yang menemani
si mama di hari tuanya.
Kay, the least expected malah duluan akan pergi. Oh ya, saya
harus ceritakan siapa bapak mereka. Adalah seekor kucing penghuni properti saya
(karena suka berkeliaran di halaman rumah saya dan ngadem di bawah mobil) yang
saya sebut Kuro (singkatan dari Kucing Jorok) karena kebiasaannya menandai
kekuasaan dengan pup di depan pintu rumah saya! Kuro bukanlah kucing kampung,
dari postur badannya saya tahu dia adalah kucing ras, karena tidak pesek dan
tidak menunjukkan pola wajah dan bulu khas Persia saya tahu dia bukan persia,
mungkin mix breed, mungkin angora. Yang jelas dia bukan kucing biasa. Dia itulah,
yang mengawini Toby. Kuro si kucing menyebalkan dengan muka ngajak ribut adalah
bapak dari Kay, Keane dan Lilly. Dan the moment saya melihat pola warna bulu
mereka, dan wajah Kay, saya tahu Kuro lah si bapak. Kay adalah cetakan
termirip, dan sebagaimana pecinta kucing ras Persia saya paling tidak
menganakemaskan Kay, habis mukanya paling mirip Kuro yang mancung!
Tapi ternyata Kay lah yang besok akan saya drop di rumah
teman saya yang setuju menukar Kay dengan uang. Dan malam ini saya memboyong keempatnya
tidur di kamar saya, ternyata saya sedih juga Kay akan pergi, entah kenapa saya
merasa Kay juga tahu dia akan dibawa pergi. Saya merasa dia memandangi saya
dengan tatapan “I knew it”, dan hari ini dia menjilati Keane dan Lilly dengan saying.
Hati saya terenyuh, besok saya akan memisahkan seorang anak dari ibunya, seorang
kakak dari kembarannya. (menelan ludah). Dia bahkan belum pernah naik mobil dan
dibawa ke dunia luar..
Saya yang melodramatic dan cengeng ini, tidak terhindarkan
juga menangis saat tadi pulang dan menemui Kay di kandangnya. Segala alasan
rasional saya memutuskan untuk mengurangi jumlah kucing yang ada di rumah saya
tiba-tiba rontok saat saya mengulurkan tangan ke dalam kandang dan dia
menjilatinya (di dunia kucing, kalau mereka menjilati manusia, bisa tanda sayang
atau tanda ada maunya atau bau tangan manusia sedang menggugah selera), Kay
jarang menjilat saya, dan besok Kay pergi. Duh saya seperti mama yang akan
melepas anaknya untuk diadopsi. Sebagai breeder, sebenarnya tidak boleh saya
terlalu terikat emosional dengan anak-anak kucing yang dibiakkan, masalahnya
adalah kelahiran mereka tidak saya ‘jadwalkan’ untuk dibiakkan dan mereka saya
hitung sebagai peliharaan.
Kira-kira, apakah nanti Kay akan rindu rumah saya? Apakah Kay
akan ingat Toby dan dua kembarannya? (menelan ludah). Saya jadi teringat
tulisan mbak Dee Lestari di salah satu buku Supernova karyanya, manusialah yang
memberi binatang perasaan. Kitalah yang merefleksikan perasaan kita pada
mereka. Tidak tahu apakah mereka bisa mengingat, tidak yakin juga apakah mereka
bisa sakit hati karena harapan yang tidak tercapai. Lalu saya ingat perkataan
Cesar Milan di salah satu episode acara Dog Whisperer-nya, binatang hidup di
masa kini. Dia tidak akan menyalahkan kita dan marah pada kita, manusia. Dia
hanya bereaksi terhadap present action. Saya harap mereka benar, kalau pun
mereka salah, dan Kay menyadari bahwa mungkin dia tidak akan bertemu
keluarganya lagi, saya harap Kay mengerti alasan saya dan memulai hidup baru
dengan baik (menelan ludah).
Jadi, babling saya yang panjang tentang kehidupan saya
dengan kucing-kucing saya akhiri di sini saja. Saya sungguh senang diberi 3
ekor anak kucing dan senang juga menemukan calon owner yang baik untuk Kay. Saya
selalu menerapkan prinsip bahwa saat berpisah dan terasa amat sangat bersedih,
itu adalah harga yang dibayar untuk kebahagiaan yang sudah pernah dijalani
bersama, sehingga saya bisa melalui perpisahan dengan ikhlas. Bagi orang yang
juga punya hewan peliharaan tentu lebih bisa memahami mengapa sedalam ini saya
merasa berat berpisah, hewan peliharaan adalah komitmen, anggota keluarga,
pemberi warna. Kebahagiaan yang diberikan tidak sebatas tingkah lucu atau bulu
lembut, tapi juga berasal dari loyalitasnya, kesehatannya dan bahkan sekedar
kehadirannya di ruangan yang sama…
Ah. Well this is a farewell note to Kay.. selamat menempuh
hidup baru dengan nama baru, Kaye Meowingtton a.k.a Kay. I really don’t know what to say…
(Meowingtton adalah nama resmi cattery saya dan adik saya
saat Berjaya dulu, sehingga semua anak kucing di sertifikatnya diberi nama
belakang demikian)
naa