Friday, November 7, 2014

Kay


Kucing buta saya si Toby, beranak tiga. Hasil perkawinan paksa yang di dunia manusia akan kita sebut perkosaan, karena terjadi saat Toby menyelinap keluar rumah. Sudah hampir 5 bulan saya ketambahan tiga ekor anak kucing yang memiliki rasa ingin tahu tingkat tinggi dan senang bergumul dengan brutal. Sebenarnya saya terkejut karena kehamilan Toby ini, bertahun-tahun saya vakum tidak punya anak kucing, tiba-tiba keinginan saya untuk membesarkan anak kucing terkabul, saya malah diberi tiga!
Tiga ekor anak kucing itu saya beri nama Kay, Keane dan Lilly. Dua pertama jantan, si kecil Lilly betina. Jangan tanya saya filosofi nama mereka, karena sepanjang karir saya memelihara kucing saya menamai hanya berdasarkan kata petama yang terlintas di kepala saat pertama melihat mereka. Pernah dulu salah satu anak kucing saya namai Megan karena saat itu Megan Fox terngiang di kepala saya, dan well yeah bayi kucing jelas tidak seseksi itu dan tentu tidak akan tumbuh seksi, jadi memang tidak ada maksud dan harapan di balik nama itu.
Saya pernah memelihara 5 ekor anak kucing sekaligus, tapi tidak lama hidup dengan saya karena selepas menyusui di usia 3-4 bulan, mereka saya lepas untuk dibarter dengan uang. Toby merupakan satu-satunya anak kucing yang tetap tinggal dengan saya sampai sekarang usianya sekitar 7 tahun. Saya benar-benar lupa rasanya tinggal dengan anak kucing! Tapi percayalah, it was very good days. Mengamati mereka tumbuh dan seakan fast forward tiba-tiba sudah besar bisa berlari sana-sini padahal baru rasanya kemarin mereka belajar merangkak keluar dari keranjang si mama. Memang tidak se-wah saat membesarkan anak manusia, tapi hewan didesain untuk secepat itu mandiri, dalam hitungan bulan 3 ekor bayi kucing mirip tikus itu sekarang sudah bisa berkompetisi dengan mamanya merebut potongan kerupuk yang saya lempar setiap kali saya makan di meja makan ditunggui 4 ekor gumpalan kapas dengan mata memelas, kecuali Toby si mama, soalnya dia buta.
2 ekor resmi saya tawarkan untuk dibarter dengan uang, Keane dan Kay. Lillypad si betina kecil saya putuskan untuk tinggal menemani Toby si mama, yang meski pun dia super penakut dan eksistensinya di rumah lebih banyak dihabiskan diam di kolong sofa, setidaknya, saya pikir harus ada yang menemani si mama di hari tuanya.
Kay, the least expected malah duluan akan pergi. Oh ya, saya harus ceritakan siapa bapak mereka. Adalah seekor kucing penghuni properti saya (karena suka berkeliaran di halaman rumah saya dan ngadem di bawah mobil) yang saya sebut Kuro (singkatan dari Kucing Jorok) karena kebiasaannya menandai kekuasaan dengan pup di depan pintu rumah saya! Kuro bukanlah kucing kampung, dari postur badannya saya tahu dia adalah kucing ras, karena tidak pesek dan tidak menunjukkan pola wajah dan bulu khas Persia saya tahu dia bukan persia, mungkin mix breed, mungkin angora. Yang jelas dia bukan kucing biasa. Dia itulah, yang mengawini Toby. Kuro si kucing menyebalkan dengan muka ngajak ribut adalah bapak dari Kay, Keane dan Lilly. Dan the moment saya melihat pola warna bulu mereka, dan wajah Kay, saya tahu Kuro lah si bapak. Kay adalah cetakan termirip, dan sebagaimana pecinta kucing ras Persia saya paling tidak menganakemaskan Kay, habis mukanya paling mirip Kuro yang mancung!
Tapi ternyata Kay lah yang besok akan saya drop di rumah teman saya yang setuju menukar Kay dengan uang. Dan malam ini saya memboyong keempatnya tidur di kamar saya, ternyata saya sedih juga Kay akan pergi, entah kenapa saya merasa Kay juga tahu dia akan dibawa pergi. Saya merasa dia memandangi saya dengan tatapan “I knew it”, dan hari ini dia menjilati Keane dan Lilly dengan saying. Hati saya terenyuh, besok saya akan memisahkan seorang anak dari ibunya, seorang kakak dari kembarannya. (menelan ludah). Dia bahkan belum pernah naik mobil dan dibawa ke dunia luar..
Saya yang melodramatic dan cengeng ini, tidak terhindarkan juga menangis saat tadi pulang dan menemui Kay di kandangnya. Segala alasan rasional saya memutuskan untuk mengurangi jumlah kucing yang ada di rumah saya tiba-tiba rontok saat saya mengulurkan tangan ke dalam kandang dan dia menjilatinya (di dunia kucing, kalau mereka menjilati manusia, bisa tanda sayang atau tanda ada maunya atau bau tangan manusia sedang menggugah selera), Kay jarang menjilat saya, dan besok Kay pergi. Duh saya seperti mama yang akan melepas anaknya untuk diadopsi. Sebagai breeder, sebenarnya tidak boleh saya terlalu terikat emosional dengan anak-anak kucing yang dibiakkan, masalahnya adalah kelahiran mereka tidak saya ‘jadwalkan’ untuk dibiakkan dan mereka saya hitung sebagai peliharaan.
Kira-kira, apakah nanti Kay akan rindu rumah saya? Apakah Kay akan ingat Toby dan dua kembarannya? (menelan ludah). Saya jadi teringat tulisan mbak Dee Lestari di salah satu buku Supernova karyanya, manusialah yang memberi binatang perasaan. Kitalah yang merefleksikan perasaan kita pada mereka. Tidak tahu apakah mereka bisa mengingat, tidak yakin juga apakah mereka bisa sakit hati karena harapan yang tidak tercapai. Lalu saya ingat perkataan Cesar Milan di salah satu episode acara Dog Whisperer-nya, binatang hidup di masa kini. Dia tidak akan menyalahkan kita dan marah pada kita, manusia. Dia hanya bereaksi terhadap present action. Saya harap mereka benar, kalau pun mereka salah, dan Kay menyadari bahwa mungkin dia tidak akan bertemu keluarganya lagi, saya harap Kay mengerti alasan saya dan memulai hidup baru dengan baik (menelan ludah).
Jadi, babling saya yang panjang tentang kehidupan saya dengan kucing-kucing saya akhiri di sini saja. Saya sungguh senang diberi 3 ekor anak kucing dan senang juga menemukan calon owner yang baik untuk Kay. Saya selalu menerapkan prinsip bahwa saat berpisah dan terasa amat sangat bersedih, itu adalah harga yang dibayar untuk kebahagiaan yang sudah pernah dijalani bersama, sehingga saya bisa melalui perpisahan dengan ikhlas. Bagi orang yang juga punya hewan peliharaan tentu lebih bisa memahami mengapa sedalam ini saya merasa berat berpisah, hewan peliharaan adalah komitmen, anggota keluarga, pemberi warna. Kebahagiaan yang diberikan tidak sebatas tingkah lucu atau bulu lembut, tapi juga berasal dari loyalitasnya, kesehatannya dan bahkan sekedar kehadirannya di ruangan yang sama…  
Ah. Well this is a farewell note to Kay.. selamat menempuh hidup baru dengan nama baru, Kaye Meowingtton a.k.a Kay. I really don’t know what to say…
(Meowingtton adalah nama resmi cattery saya dan adik saya saat Berjaya dulu, sehingga semua anak kucing di sertifikatnya diberi nama belakang demikian)


naa




No comments:

Post a Comment