Friday, May 20, 2011

aku lewat jalan rumahmu magrib tadi

"Aku lewat jalan rumahmu magrib tadi

Masih dengan keramaian jalanan kampung yang biasa

Mataku masih jatuh pada ban mobil tetanggamu yang sama

Yang sudah kulakukan sejak 3 tahun yang lalu


Aku ingat melewati jalan ini dengan berganti-ganti perasaan

Saat-saat aku marah atau lega

Saat-saat mengumpat dan bermulut binatang

Ada waktu aku berdebar-debar akan bertemu keluargamu

Ada waktu kita pernah saling berteriak selama melintas jalan itu

Lebih banyak lagi waktu perasaanku kacau balau


Aku lewat jalan rumahmu magrib tadi

Sudah banyak perubahan di sana-sini

mataku sudah menatap rumah-rumah yang mulai pudar catnya

yang dulu sering kuperhatikan sejak 3 tahun yang lalu

aku masih ingat rasanya lewat jalan itu lagi tadi

saat-saat aku tidak lagi berbelok ke arah rumahmu

saat-saat aku hanya melihatnya sekilas lewat spion tengahku

ada waktu aku menangis teringatmu saat melintas di sana

ada waktu aku lebih banyak menghindar dan memilih memutar

tapi tadi aku tidak melakukan itu

waktu-waktu yang berat sudah berlalu

dan aku cukup lega kita pura-pura saling tidak tau

setiap kali kita berpapasan di jalan itu"


Selamat tengah malam, folks,

ini adalah puisi yang saya tulis (kalau tidak salah) tiga tahun yang lalu. Beberapa bulan setelah melewati periode hidup yang saya sebut "The Broken Brain". Ada saat-saat logika runtuh dan otak sepertinya sedang rusak, dan ada yang bilang itu namanya sedang cinta karena cinta tidak bisa pakai otak (mengutip anekdot umum). Saya berani traktir baso moncrot di dekat rumah saya kalau ada orang yang tidak pernah melewati fase ini. karena kita semua rasanya pernah tergila-gila, dalam level dari 1 sampai 1000.

1000 artinya tidak waras, 1 sampai 10 bagi saya masih wajar. saya pernah di 900, yang saya maknai : tidak ada orang lain yang saya sayangi dalam hidup saya saat itu yang mampu membuat saya menangis hampir setiap hari.

Kalau kamu?


naa

1 comment:

  1. sepertinya hampir sama, walaupun bukan karena tiga tahun berlalu tanpanya, tapi karena kelakuannya dari saat itu sampai detik ini

    ReplyDelete