Thursday, November 26, 2009
happy idul adha
membangunkan tidur siangku
anak-anak kampung berteriak girang
suara-suara bajaj lalu lalang
ramai,
besok hari raya
bau kambing menyusup lewat tembok rumahku
bersaing dengan suara bedug yang, sialan, berisik tak menentu
dan hari ini hujan turun seharian
dan mereka mati besok...
happy idul qurban.
naa
Tuesday, November 24, 2009
dan karena kamu pelangi, aku mau jadi kamera
aku mau melihat kamu
dengan dua mataku sendiri
tidak mau perantara kamera
atau perantara orang-orang
aku mau menghentikan hari ini
memunggungi semua manusia
dan berbaring berhadapan dengan kamu
sedekat mungkin yang aku bisa
yang terbaik, saat ini,
aku mau menipu saja
memejamkan mata dan berdoa
supaya gambar-gambarmu bisa diputar
dipajang di layar mimpi di dalam kepala
naa
(untuk yang jauh-jauh)
Saturday, November 21, 2009
Pulang pagi
Di satu saat
Aku kangen kamu
Ditemani jakarta malam hari
Lampu bermacam warna
Dan jalanan yang lapang kosong
Sendiri dalam diam yang tidak sejati
lagi, luput membedakan obsesi atau halusinasi
mana yang lebih kunikmati?
Diiringi sesekali lampu kekuningan dan rintik hujan
Aku mau bilang aku kangen
Menikmati kamu sendirian
Cukup aku
Tenggelam sendiri mengkhayalkanmu
Radio berbicara pelan
Aku hanya butuh eksistensi suara yang menemaniku
meluncur menyusuri malam dan
suara-suara di kepalaku dalam diam
Mengingatmu
Entah kapan pensiun dari cinta butaku itu
Nanti? Kapan?
Mungkin sampai undanganmu ada di tangan ini
tanpa namaku di dalamnya
cuma di luar
sebagai alamat tujuan
klise.
Jakarta, 19 Maret 2008 03.12 AM
naa
”Kapan?”
Yang tidak akan kutemui lagi dan membuat iri
dimensi ini begitu lucu aku tertawa mengikutinya
aku rindu ingin bertemu
tapi engkau berpaling saat kudatangi
mengacaukan semua ilusi
persimpangan yang telah lama tertinggal
kapan kita sejalan?
naa
(aku ingin pulang dan disambut olehmu)
Friday, November 13, 2009
to whom it may concern,
kita jadi pacar saja ya,
dan sekali kamu iyakan
biarkan aku jadi bencana dalam hidupmu
aku akan mulai dengan menginvasi perlahan-lahan lewat telfon malam-malam
lalu ada kewajiban laporan setiap saat lewat sms dan cdma kita yang kembaran
pergi berdua pulang kuliah atau malam minggu jadi prioritas
nanti, permisif dariku akan jadi syarat mutlak kamu pilih-pilih teman
karena aku tidak percaya teman-temanmu
apalagi yang punya penis
jangan pergi berduaan dengan makhluk selain aku
karena cemburu akan jadi agenda langganan kita adu mulut dan urat leher
aku memang sayang kamu dengan dua telinga dan dua mataku
maka aku pun berperan jadi dua dalam drama karangan kita berdua
jadi cupid jejadian yang tiap malam bilang 'i love you selamat tidur mimpiin aku ya'
dan jadi gundoruwo posesif berstatus pacar yang mengikat kaki dan logikamu erat-erat,
aku memang senang mendengarkan bicaramu setiap menit di telfon
tapi aku tidak akan percaya kata-katamu di saat-saat kamu bilang capek dan sedang tidak ingin diganggu
di kamusku tidak ada kata bosan mengantar jemput menyantroni kamu di rumah dan di kampus dan di tempat kamu nongkrong setiap hari
aku tidak mau lelah menginterogasimu lewat telfon 'sedang dimana-sedang apa-segera pulang aku tidak suka kamu di situ' kalau-kalau hidup menuntutku tidak eksis sementara di dekatmu
atas obligasi cinta
dan status yang kamu iyakan
aku sudah beli kebebasanmu yang kita rayakan setiap tahun sebagai 'our love anniversary',
jangan minta putus
apalagi sok heroik selingkuh sana sini
karena aku tidak mau egoku sendiri menghinaku tidak dapat memenangkan kuasaku atas kamu "
tertanda,
your prince charming
p.s kita jadian ya?
(really, this is happening to everyone, sadar atau tidak, masih terjebak atau tidak, masih suka atau tidak....kita semua pernah menikmati komitmen macam ini!)
naa