Wednesday, August 8, 2012

anak hilang

"i am ashamed we're not so close
since i am always be your favorite daughter, but
you don't know me that much.
you don't know i love to talk dirty. you don't know i love banana split.
you don't know i love thailand horror movies. you don't know how bad
i want to be great doctor like you.
you don't know how i'd love to be your closest friend..

for years we hadn't had a lot talk, pop..
i cry myself out spelling your phone number
wishing i had that motive to call you as easy as i call that guy
who's just driving me home
knowing you're not asleep 'cause i've just entered and saw you reading your book
but i didn't say anything
i don't know what to say to you
even a 'good night'
or 'i'm home pop...'
nothing.
i want to talk to you.
without any feeling of guilt that i'm not your best girl anymore. since i've turned into
something out of your frame..
and i hate myself for feeling that.
i know you're never been like that.
it's just me.
in my head."






(from my old note, with some re-writing)


Hey Folks,

komunikasi selalu jadi masalah antara saya dan orang tua saya. Bukannya sama sekali tidak bisa bicara, tapi tidak bisa mengungkapkan isi pikiran atau apapun, dan ini berlangsung tahunan hingga saya sebesar ini. Saya selalu berpikir ingin menceritakan banyak hal, terutama pada papa saya, menggelikan bahwa saya yang terkenal bawel ini tidak tau mau bilang apa kalau sedang membicarakan hal yang serius.
Kadang-kadang messenger menyelamatkan saya, bahasa tulisan lebih terdengar masuk akal daripada lisan, isu terakhir yang saya bahas dengan beliau adalah isu terakhir tentang mantan pacar, yang entah dengan cara apa membuat saya percaya bahwa beliau dengan caranya sendiri tau cara saya berpikir, satu yang nyeleneh dari sekian banyak masalah besar yang berakhir dengan diamnya saya, tidak mengiyakan atau membantah apa pun isi pikiran beliau tentang saya yang lebih sering dikirimkan lewat sms. 
Saya pernah mencoba menelepon, menanyakan kabar, casual call yang terinspirasi dari teman saya yang rajin sekali menelepon papanya. Sesuai dugaan saya, malah terdengar aneh dan kaku, dan saya berhenti mencoba mengikuti reminder handphone saya yang mengingatkan untuk menelepon beliau setiap hari.

Hampir 10 tahun saya tidak tinggal serumah dengan beliau, dan kalau ada yang mau menghitung, bisa terhitung berapa kali saya menelepon beliau. Saya tau ini cara yang aneh untuk menjaga hubungan waras dengan orang tua, tapi saya lebih memilih bahasa tanpa intonasi atau keterlibatan eksistensi jasad untuk menyampaikan pikiran saya, atau sekedar mengkonsultasikan kasus pada beliau. Dengan kepercayaan tingkat tinggi saya meyakini hati kecil saya bahwa saya mewarisi cara berpikir beliau, mewarisi logikanya dan mewarisi ke-clumsy-an tingkat tingginya.


Cara hidup saya memang lucu, cara orang tua saya mendidik saya juga lucu, tapi saya tidak menganggap semua ini lucu. Saya sering berpikir bagaimana rasanya kalau saya masih tinggal dengan orang tua saya sampai usia sebesar ini, dan mungkin akan lebih banyak persoalan yang terasa tidak perlu.

Banyak yang mengingatkan saya tentang usia dan kesempatan dan tahun-tahun yang mungkin sudah banyak menghilang tanpa ada saya di dalam kehidupan sehari-hari beliau, banyak yang memberi pendapat bahwa perselisihan saya dan orang tua saya lebih banyak karena saya berkeras dengan alibi saya bahwa saya tidak bisa bicara dengan mereka. Saya mengerti, mungkin mereka benar.


Tapi saat ini mungkin saya tidak perlu bilang apa-apa... mungkin suatu hari kalau lidah saya sudah tidak terlalu kelu. Semoga dengan menjalani perjalanan hidup yang sesuai dengan track yang dimimpikan beliau, beliau tau bahwa saya mencintainya. Akan ada suatu saat saya meninggalkan keruwetan ini dan menggandeng tangannya dalam kesederhanaan hubungan anak-ayah. 

Saya sedang rindu rumah. Rindu kehidupan lama yang saya jalani dan tetek bengeknya. Saya juga rindu deretan pendek orang-orang yang saya sayangi.Dan dengan alasan menghibur diri, saya memercayai bahwa saya berada di tempat ini untuk suatu alasan yang dikenal dengan : masa depan.

well, quid pro quo. Same work, same pay. 

Que serra serra, that's my pop taught me and he's right. 

Love you pop.


glad to share, Folks!


naa


No comments:

Post a Comment